Analisa Pengaruh Shift Kerja Terhadap Mental Workload Saat Pandemi Menggunakan NASA TLX Method di PT.DSJ Departemen Sewing

Peneliti

Julian Robecca, S.T. M.T

Deskripsi/Abstrak

Beban kerja merupakan sebuah momok yang wajib di hadapi disetiap pekerjaan, beban kerja di setiap perusahaan PT.DJS beban kerja disini bisa dianggap menjadi target yang di capai oleh pekerja, PT.DJS merupakan perusahaan yang berkecimpung dibidang garmen yg memproduksi produk pakaian wanita, tingginya sasaran produk jadi tanpa stigma sangat besar khususnya pada departemen produksi yang tidak dapat menyesuaikan dengan jadwal yang sudah ditetapkan, yang menyebabkan pekerja harus lembur untuk menuntaskan pekerjaannya. akibat lembur yang berkelanjutan akan berdampak negatif bagi produktifitas pekerja. Pekerja tak jarang merasa lelah, lesu dan letih yang merupakan dampak dari lembur yang berkelanjutan. Tujuan dari penelitian ini ialah mengukur besarnya beban kerja mental dengan menggunakan NASA TLX cara ini mengukur enam dimensi ukuran yaitu kebutuhan metal, kebutuhan temporal, usaha, kinerja, dan level frustasi. Pengambilan data dari 15 orang pekerja dengan total keseluruhan 30 pekerja PT.DJS di departemen sewing, terdapat 5 orang pekerja dengan klasifikasi beban kerja mental berat (33,33%) dari 15 orang pekerja, dan terdapat 10 orang pekerja dengan klasifikasi beban kerja mental sedang (66,67%) dari 15 orang pekerja. Dari 6 faktor beban kerja yang terdapat nilai tertinggi yaitu Kebutuhan Mental (MD) dengan jumlah persentase sebesar 15%, dan Tingkat frustasi (FL) dengan jumlah persentase sebesar 15%. Sedangkan Kebutuhan Fisik (PD) mendapatkan jumlah persentasi sebesar 13,8%, Kebutuhan Waktu (TD) mendapatkan jumlah persentasi sebesar 14,3%, Performance (PE) mendapatkan jumlah persentasi sebesar 11,1%, dan Tingkat Usaha (FL) mendapatkan jumlah persentasi sebesar 14%. Data tersebut menunjukan bahwa Kebutuhan Mental (MD) dan Tingkat frustasi (FL) besar kemungkinan dipengaruhi oleh pengaturan shift kerja pada saat pandemic.