Seminar "Konsep Kebahagiaan dalam Al-Qur'an"

Peneliti

Assoc. Prof. Usep Mohamad Ishaq, S.Si., M.Si., Ph.D.

Deskripsi

Setiap orang tentu ingin bahagia dalam hidupnya, tetapi belum tentu cara mereka memahami kebahagiaan tepat. Di tengah kehidupan kontemporer yang serba materialistis ini, tak jarang pandangan kita tentang makna kebahagiaan dipengaruhi oleh pandangan hidup sekularisme yang hanya menekankan kebahagiaan duniawi. Padahal, konsepsi kebahagiaan yang diajarkan oleh Islam mencakup sekaligus aspek dunia dan akhirat, jasadi dan ukhrawi. Oleh karena itu, penting bagi umat Islam untuk menggali kembali konsep kebahagiaan dalam sumber-sumber internal Islam. Sumber pengetahuan dalam Islam yang paling utama adalah wahyu: alQuran dan hadis. Bulan Ramadan menjadi momentum turunnya al-Quran untuk pertama kali, yang sering diperingati di tengah masyarakat sebagai Nuzulul Quran. Karena itu, dalam momentum ini, umat Islam perlu untuk diajak untuk mengkaji kembali berbagai konsep pokok yang penting dari al-Quran untuk memurnikan pemahaman kita dari pengaruh pemikiran luar yang tidak sesuai dengan Islam. Konsep pokok penting itu termasuk pula konsep kebahagiaan dalam al-Quran. Dalam kajian mengenai konsep kebahagiaan dalam al-Quran, istilahistilah yang terkait dengan kebahagiaan perlu untuk ditelaah maknanya, baik istilah yang berkorelasi secara positif, maupun yang berkorelasi secara negatif. Selain itu, hubungan makna kebahagiaan itu dengan aspek dalam dan luar diri manusia juga perlu untuk dikaji, agar pemahaman mengenai konsep kebahagiaan itu dapat dirumuskan ke dalam ranah yang aplikatif, sehingga umat Islam dapat berupaya untuk dapat mengalami kebahagiaan yang hakiki. Selanjutnya, natur integral dari konsepsi kebahagiaan dalam al-Quran itu perlu untuk ditekankan kepada publik dan dibandingkan dengan makna kebahagiaan Barat yang parsial. Yang demikian itu penting agar masyarakat Islam tidak mudah silau dengan negeri-negeri Barat yang dalam berbagai survei dan penelitian kerap disebut sebagai negara negara paling bahagia, dan agar umat Islam dapat mengetahui paradoks kebahagiaan yang menggelayuti masyarakat Barat sekuler serta memandang lebih adil keadaan kaumnya sendiri.