Profil Dosen

Luaran Lain

Klik pada judul untuk melihat detail data
No.JudulDeskripsiJenis LuaranTahun
1 My Family is Fine Dunia digital tidak dapat dihindari oleh setiap keluarga, pada akhirnya setiap orang harus beradaptasi. Tuntutan lingkungan sosial menggiring pada kebiasaan-kebiasaan baru. Sejak lahir seorang bayi dikondisikan terlihat cantik di depan kamera. Menjelang remaja aktivitas sosialnya berada di dunia maya. Demikian pula seorang ibu dituntut untuk beraktivitas melalui dunia digital. Lukisan ini terinspirasi lukisan Mary Cassat berjudul My Family, yang menggambarkan kedekatan ibu dengan dua anaknya. Sosok ibu dalam lukisan My Family is Fine diwakilkan oleh R.A. Kartini, merupakan sosok konvensional yang harus beradaptasi dengan dunia saat ini. R.A. Kartini digambarkan berwarna hitam putih, menunjukkan sisi perempuan konvensional seorang ibu yang berhadapan dengan tuntutan karir. Sementara anak-anaknya dimunculkan kontras menggunakan warna-warna pastel, menunjukkan keterlibatannya dengan masa sekarang. Karya Seni 2022
2 Vapor of Love Karya Seni 2019
3 Chasing Butterflies Butterflies are beautiful animals, flying in the garden to the flowers. Being in a garden blend with nature staring at flying butterflies, it becomes a fun activity. Nature is a representation of honesty, integrating with it shows the desire to be at the level of 'freedom' is essential. Apart from the interpretation and judgment of others against 'self'. Karya Seni 2018
4 Legenda Danau Toba Penuturan cerita pada legenda Danau Toba terbagi atas empat babak, maka karya ini mengambil babak terakhir ketika sang ibu merasa kecewa terhadap Toba yang telah melanggar janji. Sosok ibu digambarkan sedang menangis, dan tangisan tersebut melebur menjadi air bah yang mengalir deras. Menenggelamkan Toba yang diperlihatkan memarahi Samosir. Akan tetapi kasih sayang ibu, tetap menjaga Samosir dari derasnya air bah tersebut. Digambarkan denganaadanya seekor ikan dan bunga teratai di sebelah Samosir. Gambar ikan pada bagian rambut ibu, menunjukkan bahwa ibu adalah jelmaan ikan berwarna emas yang tinggal di sungai. Karya Seni 2018
5 Here Come The Elephants Karya Seni 2018
6 Silence is gold, selfie is bold? The work is about ‘selfie’. Lot of people make such an effort to make selfie pictures. Some of them succesfully make good selfie portraits, but some end with disastrous events, even death. This, actually a pathetic activity, because it’s not about the selfie itself but how to gain ‘like’ by impressing person who (became) friends or have no idea who make those picture. The doll is Rochelle Goyle, the daughter of gargoyle, who is agressive and protective. She’s actually a girl with good sense of fashion, due to her origin from France. I made her more traditional, more Indonesian, girl from a village. By picturing her with kebaya and sarong, she look modest. Her hair is braided, an old style hair that become popular again nowadays. She took selfie picture in a high rock mountain, surrounded by morning sky and clouds. Perfect place for contemplating, but for the selfie? The hair and clothes is symbols for sincerety. Since she is bold so she can climb the rock mountain with her wings to take selfie, but for what? This question need to be answered in a deep self consciousness, burst one’s bonds from fragmented minds. Karya Seni 2017
7 Rawuhipun Candra Kirana Candra Kirana, seorang putri terpisah dari Raden Putra karena intrik politik. Candra Kirana berkelana menyamar sebagai gadis desa menjadi Kleting Kuning, mencari sang suami, Raden Putra. Alkisah Kleting Kuning berusaha menemui Ande-ande Lumut untuk melamarnya. Untuk bertemu harus berhadapan dengan Yuyu Kangkang si kepiting raksasa. Keteguhan hati Kleting Kuning mempertemukannya dengan Ande-ande Lumut tanpa perlu menjatuhkan harga dirinya. Kleting Kuning sang Candra Kirana bertemu kembali dengan suaminya Raden Putra yang menyamar sebagai Ande-ande Lumut Karya Seni 2016
8 Relaks Istirahat adalah salah satu kebutuhan dasar, terutama setelah berhadapan dengan hiruk-pikuk aktivitas sehari-hari. Setiap orang butuh istirahat, setiap makhluk butuh istirahat. Bahkan seekor boneka kucing sekalipun. Boneka kucing kontemplasi dari kebutuhan, harapan, keinginan seseorang dalam menghadapi kehidupan. Sementara sang gadis pahatan kayu adalah representasi dari manusia yang dibentuk oleh lingkungan hidupnya. Oleh keriuhan yang menjadikan dirinya seperti patung, tidak mampu bergerak, berpikir, berharap. Relaks menjadi harapan untuk melepaskan diri dari keadaan tersebut. Karya berupa gambaran seorang gadis dari pahatan kayu, di depannya berbaring dengan nyaman sebuah boneka kucing. Pencitraan antara gadis pahatan kayu dengan boneka tersebut dibuat kontras melalui medium pensil dengan pensil warna. Penggunaan pensil dibuat dominan agar menunjukkan tekanan yang tinggi, kontras dengan boneka yang dibuat berwarna. Karya Seni 2015
9 Perancangan Buku Potensi Wilayah Sumatera Selatan Desain 2010